Minggu, 04 Januari 2009

Mengenal HIV/AIDS Lebih Dekat

Mengenal HIV/AIDS Lebih Dekat....
Apa itu HIV ?
• HIV merupakan singkatan dari Human Imunnodeficiency Virus.
• HIV adalah virus yang menurunkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
• Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak dan berkembang didalam tubuh sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk kedalam tubuh.


Apa itu AIDS ?
• AIDS merupakan kependekan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
• AIDS adalah kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
• Ketika kekebalan tubuh seseorang telah sangat berkurang maka semua penyakit dapat masuk kedalam tubuh dengan mudah dan cepat.

Apa beda HIV dengan AIDS ?
• Seseorang yang baru terpapar HIV belum dikatakan AIDS. Orang yang baru
terinfeksi HIV belum menampakkan gejala-gejala penyakit.
• Lama-kelamaan setelah sistem kekebalan tubuhnya semakin berkurang dan telah muncul berbagai penyakit-penyakit barulah orang tersebut dikatakan menderita AIDS.

Kapan HIV berubah menjadi AIDS ?
Ada beberapa fase yang dilalui sebelum seseorang yang terinfeksi HIV masuk kedalam status AIDS.
• Stadium pertama HIV (Window Period)
1. Telah terinfeksi HIV 1 - 6 bulan
2. Gejala-gejala penyakit belum terlihat meskipun ia belum melakukan tes darah.
3. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk.
4. Bisa saja timbul gejala ringan seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)
• Stadium kedua (Asimtomatik / tanpa gejala)
1. Telah terinfeksi HIV 2 – 10 tahun.
2. Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV, tetapi tubuh penderita tetap sehat dan belum menampakkan gejala sakit.
3. Sudah dapat menularkan pada orang lain.
4. Bisa saja timbul gejala ringan seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).

• Stadium ketiga
1. Mulai muncul gejala- gejala awal penyakit.
2. Belum disebut sebagai AIDS
3. Gejala- gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus-menerus, pembesaran kelenjar getah bening secara menetap dan merata, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah dan cepat lelah, serta berat badan terus berkurang.
• Stadium keempat (AIDS)
1. Sudah masuk pada fase AIDS
2. AIDS baru dapat di diagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-Tnya.
3. Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan untuk bernafas, kanker kulit (berupa koreng diseluruh badan), sariawan, infeksi usus yang menyebabkan diare kronis, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.


PENULARAN HIV/AIDS

Cara penularan :
• Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV
Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan
Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
• Lewat cairan sperma dan cairan vagina :
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
• Lewat Air Susu Ibu :
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

Secara langsung (transfusi darah, produk darah atau transplantasi organ tubuh yang tercemar HIV) l Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dll) yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.

Karena HIV - dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).

Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa memakai kondom l. Melalui transfusi darah
2. Melalui alat-alat tajam yang telah tercemar HIV (jarum suntik, pisau cukur, tatto, dll)
3. Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya.

Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman.

karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara aman dengan memakai kondom

Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut "asimptomatik" yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.

Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.

AIDS tidak ditularkan melalui :
Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
Lewat keringat, atau gigitan nyamuk

PENCEGAHAN HIV/AIDS

Cara Pencegahan :
Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka
Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)
Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.


Ada tiga cara:
• Abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks)
• Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia kepada pasangannya
• Untuk yang melakukan hubungan seksual yang mengandung risiko, dianjurkan melakukan seks aman termasuk menggunakan kondom

Ada dua hal yang perlu diperhatikan:
• Semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan benar
• Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain


TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV

Bagaimana mengetahui seseorang terinfeksi HIV / AIDS ?
• Kita tidak akan tahu apakah seseorang terinfeksi HIV atau tidak, tanpa melakukan Tes HIV / AIDS lewat pemeriksaan darah orang yang bersangkutan.
• Tes HIV berfungsi untuk mengetahui adanya antibody terhadap HIV atau mengetes adanya antigen HIV dalam darah.
• Tes HIV yang biasa dilakukan antara lain : Tes Elisa, Tes Western Blot, dan Tes Dipstik.
• Hasil tes Elisa positif perlu dikonfirmasi ( ulang ) dengan metode Western Blot yang mempunyai spesifitas yang lebih tinggi.

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi.

Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah:
• Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
• Demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
• Diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)


Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa :
• Batuk berkepanjagan (lebih dari satu bulan)
• Kelainan kulit dan iritasi (gatal)
• Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
• Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.

Apa Syarat dan Prosedur Tes Darah HIV/AIDS ?
• Syarat tes darah untuk keperluan HIV adalah :
- Bersifat rahasia
- Harus mengikuti konseling baik sebelum maupun sesudah tes.
- Tidak ada unsur paksaan

• Prosedur pemeriksaan darah untuk HIV / AIDS meliputi beberapa tahapan yaitu :
a. Pre tes konseling
- Identifikasi resiko perilaku seksual (pengukuran tingkat resiko perilaku)
- Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif)
- Informasi HIV / AIDS sejelas- jelasnya
- Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil tes.
- Rencana perubahan perilaku
b. Tes darah Elisa
- Hasil tes Elisa (-) kembali melakukan konseling untuk penataan perilaku seks yang lebih aman (safer sex). Pemeriksaan diulang kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya.
- Hasil tes Elisa (+) konfirmasikan dengan Western Blot
c. Tes Western Blot
- Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan (dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan (menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri).
- Hasil Western Blot (-) sama dengan Elisa (-)


Bagaimana pengobatan HIV / AIDS ?
• Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari dalam tubuh individu. Obat-obatan yang selama ini digunakan hanya berfungsi untuk menahan perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari dalam tubuh.
• Obat untuk HIV / AIDS yang ada adalah obat antiretroviral dan obat untuk infeksi oportunistik.
• Obat antiretroviral adalah obat yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat perkembangbiakan virus. Obat-obatan yang termasuk antiretroviral yaitu AZT, Didanoisne, Zaecitabine, Stavudine.
• Obat infeksi oportunistik adalah obat yang digunakan untuk penyakit yang muncul sebagai efek samping rusaknya kekebalan tubuh. Yang penting untuk pengobatan oportunistik yaitu menggunakan obat-obat sesuai jenis penyakitnya, contoh : obat-obat anti TBC, dll.
Apa yang harus dilakukan bila mengidap HIV / AIDS ?
• ODHA adalah singkatan dari Orang Dengan HIV / AIDS
• Apa yang harus dilakukan oleh ODHA ?
1. Mendekatkan diri pada Tuhan
2. Menjaga kesehatan fisik
3. Tetap bersikap dan berpikir positif
4. Tetap mengaktualisasikan dirinya
5. Masuk dalam kelompok dukungan (support group)
6. Menghindari penyalahgunaan NAPZA
7. Menghindari seks bebas dan tidak aman
8. Berusaha mendapatkan terapi HIV /AIDS

• Bagaimana sikap kita terhadap ODHA ?
1. Tuntunlah mereka beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya agar hidupnya senang.
2. Bantu menghilangkan beban penderitaannya (misalnya dengan diajak berbicara dari hati ke hati, mengantar ke dokter / Puskesmas, memberi bantuan, diikutsertakan dalam kegiatan organisasi / menjadi relawan)
3. Perlakukan mereka secara manusiawi
4. Jadikan sebagai teman diskusi

Dengan mengenal HIV/AIDS, baik itu cara penularannya, pencegahannya, maupun pengobatannya diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat menjadi lebih waspada dan bertanggung jawab dalam menyikapi masalah HIV ./AIDS, serta dapat bersikap rasional dan bijaksana dalam mendampingi ODHA . Dikutip dari:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar